Rabu, 04 Agustus 2010

KAPRAWIRAN PRAJURIT BHAYANGKARA

Yen kelingan tatas, prigel lan trengginase kridaning prajurit bhayangkara Gajah Mada ngadepi para Rakrian Dharmaputra Winehsuka ( Ra Kuti, Ra Yuyu Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Banyak ) sing pada mbalelo marang Prabu Jayanegara, nuwuhke rasa handarbane marang bhayangkara. Prajurit Bahyangkari deneng Prabu Jayanegara sak banjure kapatah dadi prajurit pinilih negara. Kridane prajurit bhayangkara sing prawira sak banjure dadi tulodo marang Polisi Indonesia ugo dijenengi prajurit bhayangkara.

Saben dina yen pada nonton televisi lan maca warta layang kabar (koran) koyoto ora kendat warta sing marahi getem-getem sing nonton. Kabeh mau yen tak sawang kanthi wening ati nduduhke yen manggalaning jurit bhayangkara Indonesia agi kena coba. Kala bendu dirasake manggalaning jurit bhayangkara amarga saka tumindake ”oknum” sing ninggalake kaprawirane.

Pendidikan dan Seragam

Hakekat pendidikan ditujukan untuk menghantarkan para siswa menuju pada perubahan tingkah laku. Perubahan itu tercermin baik dari segi intelek, moral maupun hubungannya dengan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa dalam lingkungan sekolah akan dibimbing dan diarahkan oleh guru dan siswa berperan aktif.
Beragam "prestasi buruk" selama ini menghadapkan pendidikan pada pertanyaan mendasar tetapi sangat fundamental: sejauh mana efektivitas pendidikan bagi peningkatan kualitas siswa, seberapa efektif pemilihan akar masalah dan upaya peningkatan mutu / kualitas pendidikan. Seragam sekolah dan termasuk penyeragaman model pendidikan hanya merujuk pada aspek sekolah mencari “ mudahnya “ saja.
Pendidikan dasar, menengah dan Pendidikan tinggi merujuk pada semangat ada perbedaan mendasar pola pembelajaran dan pendekatan yang harus dilakukan sekolah kepada peserta didik. Siswa pendidikan dasar harus dikelola dengan pendekatan cenderung pedagogik, semakin ke pendidikan tinggi semakin andragogik.